Pemanfaatan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dan Tepung Kedelai (Glycine max) Pada Formulasi Chewy Ball
Kata Kunci:
chewy ball, jamur tiram putih, protein, tepung kacang kedelAbstrak
Jamur merupakan sumber bahan pangan nabati bergizi tinggi yang dibudidayakan untuk tujuan konsumsi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik produksi jamur di Jawa Barat mencapai 23.188.908 kg. Data tersebut menandakan melimpahnya ketersediaan jamur tiram. Jamur termasuk bahan pangan yang mudah rusak maka salah satu cara pengolahnnya yaitu dibentuk chewy ball. Berdasarkan hasil survey Badan Pusat Statistik tahun 2018 rata-rata harian konsumsi protein per kapita pada masyarakat Indonesia yaitu 47,80 g/hari/kapita yang berarti masyarakat indonesia kurang mengonsumsi protein dari rata-rata angka kecukupan protein yaitu 57 g/hari/tingkat konsumsi. Jika hal tersebut terus-menerus terjadi maka masalah gizi lama kelamaan akan timbul Untuk menambah kandungan proteinnya dapat dilakukan dengan menabah tepung kacang kedelai. Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasikan chewy ball dengan memanfaatkan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dan tepung kedelai (glycine max). sehingga mendapatkan formulasi paling disukai oleh panelis, dengan cara uji organoleptic produk dan mengetahui estimasi kandunan proteinnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan jenis penelitian eksperimental dengan desain rancangan acak lengkap 3 formulasi dan 2 kali ulangan. Metode estimasi kandungan protein pada penelitian ini menggunakan aplikasi nutrisurvey 2017. Hasil penelitian menunjukan bahwa chewy ball terbaik diperoleh berdasarkan skor keseluruhan organoleptik yaitu formulasi 1 dengan kandungan jamur tiram putih 45,9% dan tepung kacang kedelai 5,1% dengan skor 3,6. Hasil perhitungan estimasi kandungan protein produk terbaik yaitu 18,9 gram per 100 gram chewy ball. Simpulan dari penelitian ini adalah formulasi terbaik dengan komposisi jamur tiram putih 45,9% dan tepung kacang kedelai 5,1%.