Peningkatan Kemampuan Teknik Tari Condong lewat Loka Karya kepada Mahasiswa di Lingkungan Program Studi Pendidikan Seni Tari, Universitas Negeri Jakarta
DOI:
https://doi.org/10.55382/jurnalpustakamitra.v5i6.1392Kata Kunci:
Dance art, Condong Dance, Technique of Dance, WorkshopAbstrak
Loka karya dalam konteks seni tari berarti sebuah kegiatan pelatihan praktis dan pembelajaran mendalam yang melibatkan interaksi langsung antara peserta dengan para ahli atau praktisi seni. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan teknis, penghayatan, serta pemahaman terhadap seni tari tertentu melalui praktik langsung dan diskusi. Kurangnya akses langsung terhadap praktik dan pengalaman lapangan yang autentik membuat pemahaman mahasiswa terhadap nilai estetika dan filosofi tari Condong menjadi kurang optimal. Tari Condong yang merupakan bagian penting dari tradisi tari Bali ini juga memiliki ciri khas gerak dan ekspresi yang sangat spesifik, yang memerlukan pembelajaran intensif agar dapat dipahami dan diaplikasikan dengan benar. Keberagaman pola gerak yang terdapat pada tari condong menuntut seorang penari harus mampu melakukan tekniknya dengan tepat. Tidak hanya menjadi salah satu tarian iconic, tari Condong juga menjadi patokan tari dasar putri karena hampir seluruh gerak tari bali putri terangkum dalam tari Condong. Hal ini menyebabkan setiap penari wajib menuntaskan pemebelajaran mengenai teknik dari tari Condong sebelum berpindah pada tari Bali yang lain seperti tari kekebyaran maupun tari palegongan. Permasalahan yang dihadapi mahasiswa antara lain kurangnya pemahaman mendalam terhadap teknik dasar, serta keterbatasan praktik langsung dengan pengajar ahli. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan pelaksanaan loka karya sebagai strategi utama. Kegiatan ini melibatkan praktisi tari sebagai narasumber dan pelatih utama. Hasil dari loka karya menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan teknik mahasiswa, baik dari segi ketepatan gerak, ekspresi, maupun pemahaman terhadap struktur tari. Kesimpulannya, loka karya terbukti efektif sebagai sarana alternatif pembelajaran yang mampu mendukung pengembangan kemampuan teknis tari tradisional secara optimal. Setelah lokakarya diselenggarakan, 80% mahasiswa menunjukkan peningkatan presisi teknis dan ekspresifitas dalam pendalaman tari Condong serta telah mampu mengaplikasikan pengalamannya di masyarakat seperti sanggar tari maupun sekolah.
Unduhan
Referensi
Bandem, I Made dan Marlowe Makaradhwaja. 2004. Kaja dan Kelod Tarian Bali dalam Transisi. Jogjakarta. Institut Seni Jogjakarta.
Dibia, I Wayan. 1999. Selayang Pandang, Seni Pertunjukan Bali. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia
Dibia, I Wayan. 2013. Puspasari seni Tari Bali. Institut Seni Indonesia Denpasar: UPT Penerbit Institut Seni Indonesia Denpasar.
Rota, I Ketut (dkk). 1977. “Pengantar Dasar Beberapa Tari Bali”. Denpasar: Proyek Akademi Kesenian Bali
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA, cv
Yudabakti, I Made dan I Wayan Watra. 2007. “Filsafat Seni Sakral dalam Kebudayaan Bali”. Surabaya: PARAMITA.
Titania, Gek, 2021, Video demonstrasi tari Condong, available at https://youtu.be/U8ZaleCSprQ?si=1WyPVOd0VfJNLHil
Mulyani, A., Izzati, U. A., & Bachria, B. S. (2024). Implementasi pelatihan tari Nusantara dalam meningkatkan nasionalisme dan kesadaran budaya. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 21(1), 21–31. https://doi.org/10.21831/socia.v21i1.74415
Dewi, N. P. P. L., Ardini, N. W., & Yudarta, I. G. (2025). Baris Klemat Dance In Menega Temple, Seseh Traditional Village, Badung, Bali. Lekesan: Interdisciplinary Journal of Asia Pacific Arts, 8(1), 43–50. https://doi.org/10.31091/lksn.v8i1.3040
dr. Neike, 2013 artikel facebook online (cited 2013 Oktober 18) available at https://web.facebook.com/notes/dokter-nieke/manfaat-olah-raga-jalan-kaki-di-pagi-hari-bagi-kesehatan/576970839019197/?_rdc=1&_rdr
Haryati, N. M., Hartini, N. P., & Kandiraras, T. P. A. . (2022). Creative Process Of Janger Dance “Nusantara Mahardika”. Lekesan: Interdisciplinary Journal of Asia Pacific Arts, 6(1), 9–19. https://doi.org/10.31091/lekesan.v6i1.2202
Rota, I Ketut (dkk). 1977. “Pengantar Dasar Beberapa Tari Bali”. Denpasar: Proyek Akademi Kesenian Bali
Sudewi, N. N. (2023). Legong Keraton in the Perspective of Balinese Artists. Mudra Jurnal Seni Budaya, 38(2), 100–112. https://doi.org/10.31091/mudra.v38i2.2018
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA, cv
Suryatini, N. K., & Susanthi, N. L. (2019). Rare Kelangon The Innovation Of Gender Wayang Colosal For Children. Lekesan: Interdisciplinary Journal of Asia Pacific Arts, 2(2), 68–79. https://doi.org/10.31091/lekesan.v2i2.891
Yudabakti, I Made dan I Wayan Watra. 2007. “Filsafat Seni Sakral dalam Kebudayaan Bali”. Surabaya: PARAMITA.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Ni Ketut Santi Sukma Melati, Rines Onyxi Tampubolon, Endik Guntaris, Ratu Sekar Kumala Gayatri, Nazla Fahira Gunawan

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.







